Fisika Selam
Fisika Selam
Pengetahuan tentang hukum fisika yang erat berhubungan dengan penyelaman adalah syarat penting bagi teknik penyelaman aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh pengaruh fisiologi dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia.
Untuk memahami berbagai prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam harus mengenal aspek-aspek fisika yang berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan gas-gas. Pengetahuan inipun amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam.
Tekanan
Tekanan udara pada permukaan laut pada suhu 0o C, pada dasarnya adalah tekanan yang disebabkan oleh berat asmofir diatasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7 psi) dan dijadikan dasar hukum atmosfir (1 ATA).
Berdasarkan hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang terdapat pada permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang. Pada setiap tempat di bawah permukaan air tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1 Atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 meter. Dengan demikian penambahan tekanan air permukaan dengan tekanan kedalaman air disebut tekanan Atmosfir Absolut (ATA).
Hukum-Hukum Gas
Udara yang dihirup manusia adalah udara biasa yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
- 78 % Nitrogen (N2)
- 21 % Oksigen (O2)
- 0,93 % Argon (Ar)
- 0,04 % Karbondioksida (CO2)
- Sisanya gas-gas mulia (He, Ne,dll)
Dalam penyelaman maka hukum-hukum gas berlaku karena tekanan dan volume gas yang keluar masuk tubuh manusia berubah sesuai keadaan.
Ada beberapa hukum gas yang harus dipahami antara lain:
Hukum Boyle
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan volume. Volume dari suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan absolut.
Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka volume dari suatu kumpulan gas akan berkurang.
Aplikasi
Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter (2 ATA), dengan menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA), maka udara di dalam paru-parunya akan berlipat ganda menjadi 12 liter. Hal ini mengingatkan agar tidak menahan napas saat muncul kepermukaan bila memakai alat selam scuba.
Hukum ini berlaku terhadap rongga yang ada pada tubuh manusia, dimana penyelam akan mendapat tekanan langsung saat menyelam.
Hukum Charles
Adalah hukum yang menyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, maka volume dari sejumlah gas berbanding lurus dengan suhu absolut, apabila volume konstan/tetap dan suhu meningkat maka tekanan akan meningkat pula. Hukum ini berhubungan dengan kompresi dari kumpulan gas yaitu terhadap peralatan selam: tabung, regulator, chamber dll.
Aplikasi
Dalam menyimpan tabung maka tempatnya harus dijaga supaya tidak panas atau hindari tempat panas. Membawa tabung yang penuh terisi dalam waktu lama sebaiknya di tutup sehingga terhindar dari sinar matahari langsung.
Jika hal ini terabaikan maka suhu tabung akan meningkat menyebabkan tekanan meningkat sehingga tabung meledak.
Hukum Dalton
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
Di permukaan laut maka tekanan masing-masing gas penyusun atmosfer yaitu:
Maka pada kedalaman 40 meter maka tekanan masing-masing gas yaitu:
Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman 40 meter sama dengan menghirup oksigen murni di permukaan. Nitrogen yang dihirup juga semakin banyak hampir 5 kali lipat daripada berada di permukaan laut.
Aplikasi
Hal ini berkaitan dengan aspek medis yaitu apabila kita menghirup oksigen yang banyak maka akan terjadi keracunan oksigen. Banyaknya oksigen akan mendepresi pusat pernapasan sehingga kontrol pernapasan di otak terganggu dan terjadi penumpukan karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan kematian.
Banyaknya nitrogen yang dihirup akan menurunkan kerja sistem saraf pusat, sehingga kewaspadaan penyelam menurun.
Hukum Gay-Lussac
Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang ledakan saat mengisi tabung scuba.
Bila kita mengisi tabung scuba, dimana Volume nya konstan, dengan bertambahnya Tekanan tabung maka Temperaturnya juga meningkat. Hal ini berbahaya karena sebelum mencapai tekanan yang diinginkan, tabung dapat meledak.
Aplikasi
Pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung tsb diisi sambil direndam di dalam ember yang berisi air dingin, agar temperatur tabung tetap dingin.
Hukum Henry
Hukum ini mengekspresikan tentang daya larut gas pada suatu cairan. Daya larut ini juga tergantung pada temperatur dan tipe cairan.Makin dalam dan makin lama kita menyelam maka gas yang diserap tubuh makin banyak karena tekanan parsial gas semakin tinggi. Semakin dingin suhu air, maka semakin banyak gas yang terlarut di dalamnya.
Aplikasi
Hal inilah yang mengharuskan kita untuk naik kepermukaan dengan sangat perlahan agar gas yang larut tidak berubah menjadi gelembung.
Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke dalam suatu cairan maka benda tersebut mendapat daya apung yang sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita harus mengetahui berat jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda tersebut akan mengapung, begitu pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya apungnya karena memiliki berat jenis yang besar.
Hal ini berhubungan dengan air tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang berbeda. Air laut lebih padat daripada air tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-kapal mengapung lebih tinggi dari air laut daripada air tawar.
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:
- Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
- Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
- Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat yang dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang dapat mengembang (Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diaharapkan seorang penyelam akan dapat menentukan daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan dapat memperkirakan peralatan selam yang akan dipakainya, sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya apungnya untuk kenyamanan serta keamanan penyelaman.
Suhu
Suhu air yang berada di sekeliling penyelam menentukan kenyamanan dan lamanya penyelaman secara maksimal. Hampir semua perairan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh manusia yang normal, karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh terhadap air. Pada penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi suatu kebutuhan utama, suhu air akan makin turun secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman.
Perubahan suhu terbesar terjadi pada 10 meter pertama, dikarenakan hilangnya sebagian besar panas matahari pada kedalaman yang lebih dalam. Air yang dingin dapat menyebabkan gangguan fisiologi seperti vertigo dan sakit kepala. Untuk itu dibituhkan pakaian selam sesuai kebutuhan.
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :
- Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul. Air mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari pada di udara.
- Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.
- Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran tanpa adanya zat perantara.
- Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila seoseorang menyelam sangat dalam dengan menggunakan Helium-Oxygen (Heliox), hilangnya panas badan dapat menimbulkan hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman sangat dalam dengan gas campuran heliox, gas pernafasan ini dipanaskan untuk menghindari hypothermia.
Penglihatan dan Cahaya
Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat manusia adalah suatu gambaran yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang dilihat. Sinar di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang dilihatnya.
Faktor-faktor utama tsb adalah :
- Kekeruhan air.
- Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
- Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas cahaya.
- Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu media ke media yang lain.
- Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai permukaan air; akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada sudutnya pada saat mengenai air.
Penglihatan dibawah air sangat buruk diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan dalam pembiasan sinar di bawah air. Masalah ini sebagian dapat diatasi dengan pemakaian masker, dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata dan air, meskipun memperbaiki penglihatan di bawah air tetapi dapat mengakibatkan kesan palsu akan jarak dan menjadikan benda-benda yang terlihat jauh akan terlihat dekat (¡¾ 3/4nya) dan yang kecil akan terlihat lebih besar (¡¾ 1,5 kalinya). Udara mempunyai indeks bias 1, kaca masker berindeks bias 1,5-1,8, sedangkan air berindeks bias 1,33.
Lensa yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective lens) dapat dipasang pada mask untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian lensa kontak (contact lens) di bawah air telah berhasil baik untuk digunakan pada face mask maupun pemakaian langsung.
Ketajaman penglihatan di bawah air rendah disebabkan penyebaran cahaya yang membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang di dalam air. Di bawah air juga berpengaruh terhadap warna dimana tidak tampak sama dengan permukaan. Hal ini disebabkan adanya penyerapan (absorpsi) terhadap panjang gelombang warna yang tidak sama besar.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft, meskipun di air yang sangat jernih. Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam air kecepatan berkurang menjadi 135 mil/detik. Pada kedalaman, sinar matahari merupakan kombinasi warna-warna merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu akan terlihat sebagai warna biru tua. Karena penyerapan tersebut dapat berpengaruh terhadap warna benda di dalam air.
Penyerapan air terhadap sinar matahari adalah sebagai berikut
Suara
Suara dibawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarannya oleh media cairan. Kecepatan suara di bawah air lebih cepat 4 kali daripada udara, tapi akan lebih cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air, dengan demikian di dalam air akan sukar mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air.
Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah suara diudara. Pendengaran penyelam di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air terhadap gendang telinga, sehingga sulit bagi penyelam untuk melokalisir arah suara di dalam air. Di bawah air suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada gendang telinga.
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar bagi penyelam melokalisir arah suara di dalam air.
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di dalam air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung baja scuba dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak yang cukup jauh oleh penyelam lain.
Kesimpulan
Dengan mempelajari fisika yang berhubungan dengan penyelaman diharapkan penyelam dapat mengetahui cara mengatasi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena penyelaman terhadap fisiologi manusia. Diantaranya seorang penyelam akan melakukan ekualisasi saat masuk di kedalaman air, tidak menahan napas selama naik ke permukaan dan selalu melaksanakan peyelaman tanpa dekompresi (bila diperlukan pelajari tabel selam), serta dapat melaksanakan penyelaman dengan aman dan nyaman.
Fisiologi Selam
Dalam dunia penyelaman, seorang penyelam harus beradaptasi terhadap lingkungannya yaitu air, dan harus mempelajari batas-batas kemampuan fisiologinya dalam adaptasi tersebut. Fisiologi penyelaman mempelajari fungsi-fungsi tubuh di dalam serta bagaimana reaksi tubuh terhadap lingkungannya.
Respirasi (Pernapasan)
Bernapas sangat diperlukan sekali supaya dapat mensuplai darah ke semua jaringan tubuh dengan okisgen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh jaringan dari darah melalui paru-paru.
Udara masuk ke paru-paru melalui suatu sistem berupa pipa yang makin menyempit (bronkus dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah sisi paru-paru dari saluran udara dalam utama (trakea). Pipa ini berakhir pada gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong-kantong udara terakhir dimana O2 dan CO2 dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih 300 juta alveoli di dalam tubuh manusia. Pertukaran O2 dan CO2 pada paru terjadi pada bronkiolus respiratorius dan alveoli.
Permukaan bagian luar paru ditutup oleh selaput pleura yang licin dan selaput serupa membatasi ruang dada membatasi permukaan bagian dinding dada. Kedua selaput ini letaknya berdekatan sekali dan dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis. Karena dapat dipisahkan maka terdapat suatu ruangan antara kedua selaput tersebut dinamakan rongga pleura.
Pada saat inspirasi (menarik napas) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh kontraksi otot dinding dada dan ke arah bawah oleh diafragma (sekat rongga dada). Tekanan dalam rongga dada akan menjadi lebih negatif sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Dengan upaya maksimal pengurangan tekanan dapat mencapai 60-100 mmHg dibawah tekanan atmosfir.
Pada saat ekspirasi (pengeluaran napas), rongga dada mengempis karena tulang dada kembali ke posisi awal. Gerakan ini pasif tanpa upaya otot, mengakibatkan tekanan dalam rongga dada meningkat memaksa gas keluar dari paru-paru. Ekspirasi dapat dibantu dengan upaya otot yang dapat dilihat melalui penghembusan napas yang kuat.
Pengukuran fungsi pernapasan banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal penting saja dan ada hubungannya dengan penyelaman yang akan diterangkan, terutama mengenai volume udara paru-paru.
- Kapasitas Total Paru (Total Lung Capacity/TLC). Yaitu jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh biasanya ¡¾ 5-6 liter.
- Volume Tidal (Tidal Volume/TV). Yaitu volume napas biasa yang masuk dan keluar paru tanpa usaha napas yang kuat/dalam keadaan istirahat. Berkisar ¡¾ 0,5 liter.
- Kapasitas Vital (Vital Capacity/VC). Yaitu volume udara maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah menghirup udara secara maksimal biasanya ¡¾ 4-5 liter. Kadang juga disebut daya apung vital yang dipaksa (Forced Vital Capacity/FPC)
- Volume Sisa (Residual Volume/RV). Volume sisa yaitu jumlah gas yang tertinggal di dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal biasanya ¡¾ 1,5 liter dan dapat dihitung sebagai berikut: TLC-VC= RV, perhatikan RV adalah ¡¾ 25 % dari TLC.
- Volume Pernapasan Semenit (Respiration Minute Volume/RMV). Volume pernapasan semenit adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit. Yaitu RMV = TV x Frekuensi Pernapasan. Biasanya 6 liter pada saat istirahat, tetapi dapat melebihi 100 liter pada saat latihan berat. RMV kadang dinamakan Ventilasi Paru (Pulmonary Ventilation).
- Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity). Kapasitas vital sewaktu adalah bagian dari vital capacity (VC) yang bisa dihembuskan dalam waktu tertentu biasanya 1 detik. Sering dinamakan volume ekspirasi yang dipaksakan (FEV1/ Forced Expiratory Volume One Second).
Parameter-parameter mekanis ini penting untuk memahami fisiologi karena secara relatif akan meningkatakan resiko penyakit penyelaman (barotrauma, kekurangan gas dan lain-lain). CO2 lebih mudah larut dalam darah 24 kali dibandingkan dengan O2, kecepatan difusi CO2 melampaui O2 kurang lebih 20 kali lipat.
Difusi gas dipengaruhi oleh dinding alveoli. Pada alveoli yang kurang terventilasi dengan O2 yang cukup maka pembuluh darah akan mengecil sehingga mengurangi penyerapan O2 dan meningkatkan aliran darah pada alveoli bagian lain yang cukup O2.
Kelainan fungsi pernapasan dapat mengakibatkan berkurangnya pengeluaran dari CO2 darah dan penyerapan O2 ke dalam darah (hypoxia dan hypercapnea).
Jumlah seluruh keperluan jaringan tubuh adalah kurang lebih 6,8 ml O2 darah (250 ml O2/menit). Sejumlah kecil O2 larut dalam plasma darah sebesar (0,01/100 ml) sedangkan sebagian besar berikat pada protein hemoglobin (Hb) pada sel darah merah. Hb mempunyai daya ikat yang besar terhadap oksigen dan menjadi 98 % jenuh dengan oksigen pada tekanan 1 ATA . Tidak semua Hb melepaskan oksigen di jaringan, karena 75 % Hb tetap jenuh.
Untuk mempertahankan kadar oksigen dan karbondioksida volume pernapasan semenit ahrus seimbang dengan pemakaian oksigen dan kecepatannya menghasilkan karbondioksida. Pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak. Dalam otak terdapat sensor yang mendeteksi perubahan kadar CO2 darah, sensor ini sangat mempengaruhi pusat pernapasan. Terdapat sensor yang sedikit mempengaruhi yang terdapat pada aorta dan arteri carotis yang mendeteksi kadar O2 dalam darah.
Hal ini dapat dipahami jika penyelam yang tahan napas yang melakukan hiperventilasi dapat terjadi ketidaksadaran. Karena pusat pernapasan tidak dirangsang kadar CO2 yang telah berkurang akibat hiperventilasi dan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap bahaya kekurangan O2 selama penyelaman dan selama naik ke permukaan.
Kardiovaskular
Peredaran/suplai darah sangat penting untuk mentransportasikan O2 yang telah diambil di paru-paru ke jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang memerlukan banyak O2 adalah otak, dimana otak mengambil sekitar 20 % O2 dalam keadaan normal. Apabila otak kekurangan O2 maka akan terjadi penurunan kesadaran dan dalam 5 menit akan berakibat kematian
Darah dipompa oleh jantung ke jaringan melalui arteri, bercabang lebih kecil menjadi arteriol dan kemudian di jaringan dan paru-paru menjadi kapiler-kapiler darah.
Kapiler darah meninggalkan jaringan membawa darah yang miskin oksigen ke vena. Vena membawa darah balik ke jantung dan kemudian dipompa ke paru-paru. Arteri paru-paru membawa darah miskin O2, sedangkan vena paru membawa darah yang kaya O2 karena telah terjadi proses difusi di paru-paru ke jantung yang kemudian dipompa ke seluruh tubuh.
Jantung merupakan satu organ yang terbagi menjadi dua bilik dan dua serambi, terdapat katup-katup yang menjaga darah agar tidak mengalir terbalik selama berkontraksi. Kecepatan kontraksi jantung berbeda-beda pada tiap orang. Rata-rata 60-80/menit pada saat istirahat dan 80-150/menit pada saat kerja.
Di dalam tubuh manusia terdapat 6 liter darah. Darah terdiri dari plasma darah (komponen cair) dan sel darah (komponen padat). Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) yang mengikat O2 dan CO2, sel darah putih untuk melawan infeksi, dan keping darah untuk pembekuan darah. O2 hanya terikat pada Hb, sedikit yang dapat larut dalam air, sedangkan CO2 banyak terlarut dalam plasma dalam bentuk ion HCO3, tapi sedikit yang berikatan pada Hb. Volume darah konstan, tetapi kecepatan peredaran darah sangat berbeda tergantung kebutuhan jaringan.
Darah mengalir dari seluruh tubuh melalui vena, kemudian masuk ke, serambi kanan, bilik kanan, melalui arteri pulmonalis ke paru-paru mengambil O2 dan melepas CO2. Darah kaya O2 ini kemudian melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bilik kiri dan kemudian di pompa ke seluruh tubuh melalui arteri.
Kemampuan jantung memompa darah ¡¾ 4-5 liter darah/menit (saat istirahat) dan 20 liter darah/menit saat kerja. Tekanan darah saat istirahat adalah 120-140 mmHg pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan 70-80 mmHg pada saat jantung relaksasi (diastolik). Kedua tekanan bisa diukur saat yang sama dan dapat ditulis sisyolik/diastolik yaitu 120/70. Penurunan sirkulasi darah yang hebat akibat shock (kekurangan suplai darah yang membawa O2 ke jaringan) dapat diatasi dengan meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan darah.
Sinus
Sinus adalah rongga udara yang terdapat pada kepala. Rongga ini terletak pada tulang-tulang tengkorak. Fungsi sinus belum jelas di ketahui, tapi dikaitkan dengan proses warna suara. Sinus sangat berkaitan erat dengan jalan napas. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu:
- Sinus Frontalis terdapat di kening.
- Sinus Ethmoidalis terdapat diantara kening dan hidung.
- Sinus Maksilaris terdapat di pipi kanan dan kiri.
- Sinus Sphenoidalis terdapat pada pelipis kanan dan kiri.
Semua sinus dihubungkan melalui saluran-saluran ke hidung agar udara dapat keluar dan untuk mengeluarkan cairan mukus yang disekresikan oleh sel dalam rongga sinus. Apabila saluran yang normal dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernapasan di hidung dan ternggorokan tidak dapat masuk ke dalam rongga tersebut sehingga terjadi ketidakseimbangan tekanan yang mengakibatkan pembengkakan dan pendarahan dari jaringan di dalam sinus. Cairan atau darah yang keluar akan menempati sebagian rongga udara untuk menyamakan tekanan.
Sumbatan pada saluran sinus dapat disebabkan oleh keadaan sebagai berikut:
- Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan jaringan menyebabkan penyumbatan saluran ke hidung.
- Rhinitis (hay fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
- Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang dapat menutupi saluran sinus. Polip terdapat pada rongga hidung.
- Lipatan jaringan yang berlebihan.
- Sumbatan oleh lendir yang mengering.
Telinga
Telinga adalah organ pendengaran yang sangat sensitif terhadap tekanan. Tiga bagian utama telinga yaitu:
- Telinga bagian luar.
- Telinga bagian tengah.
- Telinga bagian dalam.
Masing-masing bagian telinga mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. Telinga bagian luar dan tengah terdiri dari rongga udara yang dibatasi oleh jaringan dan dikelilingi oleh tulang-tulang yang dapat menahan tekanan udara . Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka, yang memisahkan telinga luar dan tengah. Telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara dan terletak diantara tulang dan terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga tengah dan bagian dalam dipisahkan oleh dua selaput tipis. Pada telinga bagian tengah terdapat saluran yang menghubungkan dengan tenggorokan yaitu tuba eustachius.
Komentar
Posting Komentar